Situs Web Resmi MTs PSM Tanen

Peringatan Hari Amal Bakti HAB Kementerian Agama ke-75

Peringatan Hari Amal Bakti HAB Kementerian Agama ke-75
Peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kemeterian Agama ke-75

Hari Amal Bakti Kementerian Agama merupakan peristiwa penting yang mempunyai arti khusus bagi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi kaidah dan nilai-nilai kehidupan beragama. Peringatan Hari Amal Bakti Kementerian Agama yang selalu dilaksanakan pada tanggal 3 Januari, merefleksikan rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghargaan terhadap jasa-jasa para perintis dan pendiri Kementerian Agama. Acara Hari Amal Bakti pastinya selalu didahului dengan Upacara pengibaran bendera merah putih, kemudian dilanjutkan dengan acara ramah tamah antara pejabat dan seluruh pegawai Kementerian Agama, dan peringatan ini tidak hanya dilakukan di kantor pusat, namun Kementerian Agama di seluruh Indonesia juga pasti melaksanakan acara Hari Amal Bakti ini.




Menariknya, Hari Amal Bakti Ke-75 ini diselenggarakan dengan cara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sejalan dengan tema Hari Amal Bakti Kementerian Agama tahun 2020, “Umat Rukun, Indonesia Maju”, Menteri Agama, Jend. (Purn) Fachrul Razi ingin mengakrabkan diri dengan para pegawai Kementerian Agama di kantor pusat, sehingga pegawai bisa belajar untuk saling hidup rukun dalam perbedaan. Oleh karenanya, usai melakukan upacara pengibaran bendera, Menteri Agama langsung mengunjungi stand-stand dari masing-masing Satuan Kerja di Kementerian Agama pusat untuk bersilaturahmi dengan pegawai dan juga melihat tumpeng nasi kuning kreasi masing-masing Satuan Kerja.

“Agama dan Negara saling membutuhkan dan saling mengokohkan untuk kebahagiaan hidup manusia. Perlu menegaskan disini bahwa penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan, apalagi dipertentangkan, tetapi harus dalam “satu kotak” untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.” Beliau menambahkan, “penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya, penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme.” “Kesalehan beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. Kita dapat menjadi umat beragama yang saleh sekaligus menjadi warga negara yang baik,” tegas Menteri Agama. “Saya ingin mengutip pesan Pahlawan Nasional almarhum Jenderal Besar TNI Dr. Abdul Haris Nasution yang sangat relevan dengan misi yang dijalankan oleh Kementeian Agama, yakni, Sebagai negara baru kita tidaklah sekadar ingin mengejar ketertinggalan terhadap negara-negara maju, melainkan sebagai orang beriman kita ingin membangun kehidupan bermartabat spiritual dan material dengan ridho Allah,”.




Menteri Agama juga mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama di Pusat dan di Daerah untuk melakukan enam hal, yaitu memahami sejarah Kementerian Agama serta regulasi, tugas dan fungsi kementerian ini dalam konteks relasi agama dan negara; menjaga idealisme, kejujuran, integritas dan budaya kerja Kementerian Agama di tengah arus kehidupan yang serba materialistis; selalu menanamkan  bahwa bekerja adalah ibadah dan melayani masyarakat adalah sebuah kemuliaan; memperkuat ekosistem pembangunan bidang agama antar sektor dan antar pemangku kepentingan, baik sesama institusi pemerintah, tokoh agama, organisasi keagamaan dan segenap elemen masyarakat; merangkul semua golongan dan potensi umat dalam semangat kebersamaan, kerukunan, persatuan dan moderasi beragama sejalan dengan falsafah Pancasila yang mempersatukan anak bangsa walau berbeda ras, etnik, keyakinan agama dan golongan; dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pemerintah ke dalam program kerja Kementerian Agama di semua unit kerja pusat, daerah dan Perguruan Tinggi Keagamaan.